Latar Belakang Berdirinya PRM di Sidorejo
Kiprah dakwah Muhammadiyah di sana diawali oleh kedatangan seorang Mubaligh dari desa Mlangsen. Beliau prihatin melihat keterpurukan islam di sana sehingga beliau sengaja datang dan menetap di Sidorejo. Di sana beliau mengajarkan tentang ajaran islam yang akhirnya membangun masjid yang diberi nama Masjid Mlangsen karena beliau berasal dari Mlangsen. Masjid itu menjadi sentral kegiatan keagamaan yang dipimpinnya. Beliau di sana sudah berhasil menanamkan aqidah islam kepada masyarakat. Setelah beliau wafat, disana sudah banyak kader yang siap melanjutkan perjuangannya. Seiring berjalannya waktu masyarakat sepakat untuk mengganti nama masjid dengan nama beliau yaitu Masjid Al-Jalal untuk mengenang beliau. Beliau sudah meninggalkan banyak warisan termasuk pengajian rutin dan kegiatan keagamaan yang lain. Salah satunya adalah pengajian yang terbentuk sejak tahun 1982 dan masih berjalan sampai sekarang bahkan sudah banyak pengajian yang terbentuk. Selain masjid Al-Jalal sekarang sudah banyak masjid lain yang berdiri.
Kegiatan-kegiatan keagamaan
Dakwah yang dilakukan di Sidorejo sudah mulai terlihat hasilnya sedikit demi sedikit. Hal itu terlihat dalam masyarakat yaitu semakin banyaknya pengajian-pengajian dan kegiatan keagamaan lain yang sesuai dengan ajaran Muhammadiyah yaitu sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Kegiatan itu antara lain:
Pengajian ahad kliwon yang terbentuk sejak tahun 1982, sekarang diganti ahad wage di Masjid Al-Jalal
Pengajian ahad kliwon sejak tahun 2007 di Masjid At-Taqwa
Penajian kelompok kecil :
1. Malam kamis di Masjid At-Taqwa dari tahun 1997
2. Malam senin di Masjid Al-Muttaqin dari tahun 1996
3. Malam jumat di Mushola Al-Ikhlas
4. Pengajian ibu-ibu jumat kliwon sore
5. Pengajian ibu-ibu rabu kliwon di masjid Al-Jalal
6. Yasinan ibu-ibu dan infaq sosial setiap hari kamis sore
Pertemuan bapak-bapak malam jumat kliwon dan malam jumat wage berisi kegiatan sosial( penyediaan kebutuhan saat kematian, alat masak, kain kafan, keranda mayat, kursi) yang diselingi pengajian
Pertemuan bapak-bapak yang diisi dengan pengajian dan pembacaan surat yasin serta infaq sosial dan arisan kurban
Pengajian peringatan hari-hari besar agama
Metode Dakwah
Dengan kaderisasi seperti yang dilakukan walisongo tidak membawa bendera (identitas Muhammadiyah) tetapi mengutamakan tujuan daripada dakwah itu sendiri. Mengajarkan syariat yang benar tapi secara pelan-pelan tanpa menghilangkan tradisi yang ada tapi mengubah tradisi itu sesuai dengan syariat agama kita. Kaderisasi itu misalnya melahirkan khotib dan imam baru untuk mengganti imam dan khotib yang tidak dapat melaksanakan tugas. Sasaran dakwahnya adalah pendalaman Al-Quran. Tujuan lain dari adanya kaderisasi adalah mengganti tanggung jawab orang-orang yang sudah tua (tidak mampu melaksanakan tugasnya). Dengan adanya kaderisasi maka akan ada generasi yang melanjutkan perjuangan dakwah tersebut.
Kendala-kendala Dakwah
Masyarakat masih memegang teguh ajaran yang diturunkan oleh orang tua kita. Ajaran Animisme yang turun-temurun itu menjadi salah satu kendala dakwah. Hal itu disikapi dengan perlahan-lahan menyisipkan ajaran yang benar dalam tradisi itu. Kendala yang lain adalah banyak orang beranggapan bahwa ajaran Muhammadiyah berbeda. Tetapi hal itu perlahan-lahan dapat diatasi. Di desa Sidorejo juga ada penganut agama lain, sedikit banyak itu juga akan menjadi kendala. Tetapi terbukti di sana masyarakat dapat menjaga kerukunan antar umat beragama dengan baik. Hal itu terlihat dengan adanya masjid yang berdampingan dengan gereja, namun hal itu tidak menjadikan alasan mereka untuk saling bermusuhan. Mereka justru terlihat harmonis dalam bergaul dan bermasyarakat. Hal yang sulit dihilangkan dan sudah melekat dalam masyarakat adalah budaya TBC (Takhayul Bid’ah Churafat). Hal itu sangat bertentangan dengan ajaran agama kita karena hal itu akan membawa pada kesyirikan.
Kekuatan dan Kelemahan Dakwah
Kekuatan :
Kaderisasi yang baik serta semakin banyaknya masyarakat yang bekerja di instansi muhammadiyah membuat semangat dakwah di desa Sidorejo semakin meningkat. Banyak masyarakat yang sudah mengetahui ajaran islam dengan benar sehingga mereka menyadari kesalahan mereka dan semakin memperkuat dakwah di sana.
Kelemahan :
Kelemahan organisasi ini terletak pada penggalangan dana. Suatu kegiatan dapat berjalan dengan lancar jika ada dana. Semua kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan swadaya masyarakat. Tetapi hal itu sedikit demi sedikit sudah dapat diatasi yaitu dengan adanya infaq sosial dari masyarakat sehingga dapat dilaksanakan kegiatan.
Keberlanjutan Dakwah
Para mubaligh di sana telah bersepakat akan melanjutkan dakwah yang sudah berjalan di sana. Mereka akan selalu mengembangkan metode dakwah yang sudah ada dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat. Sehingga perlahan tapi pasti dakwah itu akan dapat diterima masyarakat. Mereka akan saling memberi semangat satu sama lain untuk mewujudkan masyarakat yang terhindar dari TBC (takhayul Bid’ah Churafat) dan benar-benar menjadi masyarakat yang sesuai dengan tuntunan nabi Muhammad SAW.
SUSUNAN PENGURUS RANTING SIDOREJO
TAHUN 2008
TAHUN 2008
KETUA I : SATIBI
KETUA II : MUH. NGADNAN
SEKRETARIS I : HARTOYO
SEKRETARIS II : TUGIRAN
BENDAHARA I : MUNTOHA
BENDAHARA II : SUWARTO, S. Pd
SEKSI-SEKSI :
DAKWAH : - SARIFUDIN
- HERMAWANTO, S. Pd
PENDIDIKAN : - SUGIHARTO, BA
- SUPRI YULIANTO
SOSIAL : - KUWAT
- HADI ANHARI
PEMUDA : - YADIK SETYABUDI, S. Pd
OLAH RAGA : - PARWITO
- ARIF SULISTIYONO
Ketua Ranting Sidorejo Sekretaris
SATIBI HARTOYO
NBM. 550.161 NBM.587.231
KETERANGAN :
Yang dimaksud rantig aktif yaitu ranting yang memiliki jadwal pengajian rutin
DAFTAR ANGKET
AKTIFITAS MUHAMMADIYAH KECAMATAN PURWOREJO TAHUN 2008
RANTING : SIDOREJO
AKTIFITAS MUHAMMADIYAH KECAMATAN PURWOREJO TAHUN 2008
RANTING : SIDOREJO
Jumlah Penduduk : 1.824 orang
Islam : 1.555 orang
Warga Muhammadiyah (NBM) : 30 orang
Warga Muhammadiyah (belum ber NBM) : 30 orang
Simpatisan : 30 orang
Kristen : 173 orang
Lain-lain (sebutkan) Katholik : 6 orang
Jumlah Tempat Ibadah
Masjid (dikelola warga Muhammadiyah) : 3 buah
Mushola (dikelola warga Muhammadiyah) : 1 buah
Masjid (tidak dikelola Muhammadiyah) : 1 buah
Mushola (tidak dikelola warga Muhammadiyah) : 3 buah
Pondok Pesantren (Muhammadiyah) : - buah
Pondok Pesantren (bukan Muhammadiyah) : - buah
Gereja : 2 buah
Lain-lain (Sebutkan) ……………… : - buah
Jumlah Tokoh Agama
Muhammadiyah : 3 orang
NU : 2 orang
Kristen : 4 orang
Lain-lain (sebutkan) : - orang
Biodata Muballigh Muhammadiyah
1. SAIRI MUHTAR
Pendidikan: SLTA
Umur: 53 tahun
Pekerjaan: -
2. Drs. MUSTOFA BAKIR
Pendidikan: S1
Umur: 42 tahun
Pekerjaan: DOSEN
3. SATIBI
Pendidikan: D1
Umur: 50 tahun
Pekerjaan: SWASTA
4. HERMAWANTO, S.Pd
Pendidikan: S1
Umur: 27 tahun
Pekerjaan: SWASTA
Keaktifan Pengajian
Mingguan : 3 kali
Tengah Bulanan : - kali
Bulanan : 2 kali
Jenis Pengajian (siraman Rohani, kajian, lain-lain sebutkan) : Peringatan PHBI
Pengajian anak-anak (sebutkan berapa kali seminggu) : 6 kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar